Bank Indonesia Uji Coba QRIS Antarnegara di China dan Arab Saudi, Transaksi Digital Makin Luas
QRIS, sebagai sistem pembayaran berbasis kode respons cepat, kini telah digunakan oleh lebih dari 56 juta pengguna dan melibatkan 38 juta merchant di seluruh Indonesia. Kehadiran QRIS antarnegara memungkinkan transaksi lintas negara tanpa perlu konversi mata uang secara manual, sehingga meningkatkan efisiensi dan kenyamanan dalam bertransaksi. Fokus utama Bank Indonesia saat ini adalah mempercepat integrasi sistem ini dengan berbagai negara, khususnya China dan Arab Saudi, yang masing-masing memiliki hubungan ekonomi erat dengan Indonesia.
Menurut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, uji coba QRIS antarnegara dengan China dan Arab Saudi akan segera dilakukan. Dalam acara Kick Off Hackathon 2025, Perry mengungkapkan bahwa persiapan teknis dan perjanjian kerja sama telah memasuki tahap akhir. Ini merupakan langkah lanjutan dari keberhasilan implementasi QRIS antarnegara sebelumnya dengan negara seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Uji coba QRIS antarnegara di China telah melalui tahapan finalisasi kerja sama antara Union Pay International China dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Empat perusahaan penyedia jasa pembayaran dari Indonesia yaitu PT Rintis Sejahtera, PT Alto Network, PT Artajasa Pembayaran Elektronis, dan PT Jalin Pembayaran Nusantara telah menandatangani perjanjian kolaborasi untuk pengembangan sistem QRIS lintas negara dan uji coba dalam sandbox environment. Sistem ini akan memungkinkan pengguna dari Indonesia melakukan pembayaran langsung di China menggunakan QRIS, tanpa perlu menukar uang dalam bentuk mata uang lokal.
Sementara itu, kerja sama dengan Arab Saudi juga menunjukkan progres signifikan. Diskusi teknis antara BI dan The Saudi Arabian Monetary Authority (SAMA) telah rampung. Implementasi QRIS antarnegara ini menjadi sangat penting mengingat banyaknya jemaah haji dan umrah asal Indonesia yang setiap tahun mengunjungi Arab Saudi. Dengan adanya QRIS lintas negara, masyarakat tidak perlu repot menukar rupiah ke riyal, cukup menggunakan dompet digital yang sudah mendukung QRIS untuk melakukan pembayaran.
Selain China dan Arab Saudi, BI juga sedang menyiapkan peluncuran QRIS di Jepang. Sejak 15 Mei 2025, BI dan penyedia sistem pembayaran di Jepang telah melakukan uji coba sandbox. Rencananya, QRIS akan resmi digunakan untuk transaksi outbound oleh wisatawan Indonesia di Jepang mulai 17 Agustus 2025. Langkah ini menunjukkan komitmen Bank Indonesia dalam memperluas konektivitas sistem pembayaran digital Indonesia secara global, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis digital.
Tak hanya Jepang, perluasan QRIS juga sedang diarahkan ke India. Proses diskusi teknis antara ASPI dan National Payments Corporation of India (NPCI) telah berlangsung, terutama terkait spesifikasi teknis sistem pembayaran lintas negara. Diharapkan integrasi ini bisa segera terealisasi dalam tahun ini agar Indonesia dan India bisa memfasilitasi transaksi lintas negara dengan lebih efisien.
Sementara itu, untuk Korea Selatan, saat ini masih dalam tahap evaluasi dan finalisasi kerja sama di level industri. ASPI bekerja sama dengan Korean Telecommunications and Clearings Institute guna menyelaraskan struktur teknis dan regulasi agar QRIS bisa segera digunakan di Negeri Ginseng. QRIS antarnegara diyakini akan memberikan dampak positif dalam mendukung aktivitas ekonomi masyarakat, terutama pelaku UMKM dan wisatawan Indonesia di luar negeri.
Data terbaru mencatat volume transaksi pembayaran digital melalui QRIS terus tumbuh signifikan. Hingga April 2025, transaksi QRIS meningkat 154,86 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan jumlah pengguna aktif dan merchant yang menerima pembayaran via QRIS. Hal ini mencerminkan keberhasilan strategi digitalisasi sistem pembayaran nasional yang inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat dan pelaku usaha.
Dengan keberhasilan QRIS domestik dan peningkatan penggunaan secara internasional, Bank Indonesia berkomitmen memperluas cakupan QRIS antarnegara ke lebih banyak negara mitra. Hal ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem pembayaran digital nasional sekaligus menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam sistem keuangan global berbasis digital. Perry Warjiyo menegaskan, perluasan kerja sama ini akan terus dilakukan agar masyarakat Indonesia dapat menikmati kemudahan transaksi di manapun mereka berada.
Penggunaan QRIS di luar negeri akan menjadi solusi ideal bagi masyarakat Indonesia yang melakukan perjalanan bisnis, wisata, maupun keperluan religius seperti haji dan umrah. Dengan dukungan teknologi dan kolaborasi strategis lintas negara, sistem ini berpotensi merevolusi cara masyarakat Indonesia bertransaksi secara internasional. Keamanan, kecepatan, dan efisiensi yang ditawarkan QRIS menjadikannya sistem pembayaran masa depan yang layak diandalkan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital global.
Bank Indonesia berharap kolaborasi lintas batas dalam sistem pembayaran ini dapat meningkatkan integrasi keuangan regional dan global. Melalui pendekatan inovatif dan kolaboratif, QRIS antarnegara akan menjadi jembatan yang menghubungkan sistem keuangan Indonesia dengan dunia. Implementasi ini juga menunjukkan kesiapan Indonesia untuk menjadi pemimpin dalam sistem pembayaran digital modern yang inklusif dan tangguh.
Dengan ekspansi QRIS antarnegara yang terus berkembang, masyarakat Indonesia diharapkan bisa memanfaatkan teknologi ini dengan bijak. QRIS bukan hanya alat pembayaran, tapi juga sarana transformasi ekonomi digital yang inklusif dan efisien. Bank Indonesia melalui kebijakan proaktif ini ingin memastikan bahwa kemajuan teknologi bisa dinikmati oleh semua kalangan, baik di dalam maupun luar negeri, dalam ekosistem pembayaran yang aman, cepat, dan terintegrasi.