Serikat Ojol Tegaskan Pengemudi yang Bertemu Wapres Gibran Bukan Anggota Mereka
Pertemuan di Istana Wakil Presiden itu menimbulkan perhatian publik karena para pengemudi ojol yang hadir tampak membawa pesan yang dinilai janggal. Mulai dari pilihan kata dalam menyampaikan aspirasi hingga penampilan mereka yang dianggap tidak mewakili kondisi mayoritas pengemudi di lapangan.
Menurut SPAI, kehadiran pengemudi tersebut justru menimbulkan pertanyaan besar mengenai siapa yang benar-benar membawa suara pekerja ojol. Sebab, selama ini serikat menjadi wadah resmi dalam menyampaikan keluhan maupun usulan terkait kesejahteraan pengemudi.
Situasi ini semakin menarik perhatian karena isu perlindungan sosial, seperti permintaan jaminan BPJS Ketenagakerjaan, ikut disuarakan dalam dialog dengan Wapres. Namun, SPAI menilai hal tersebut belum tentu mewakili kepentingan seluruh pengemudi ojol di Indonesia.
Klarifikasi dari Serikat Ojol
Ketua SPAI, Lily Pujiati, menyatakan bahwa mereka tidak mengenal sebagian besar pengemudi yang hadir dalam pertemuan dengan Wapres. Bahkan, meskipun mengenal dua pengemudi Maxim, ia menegaskan keduanya tidak terdaftar sebagai anggota resmi SPAI.
“Kalau anggota itu ada kartu resmi dan harus koordinasi dengan pusat maupun daerah. Jadi jelas, mereka bukan anggota kami,” ujar Lily.
Tanggapan Perusahaan Aplikator
Menanggapi sorotan publik, pihak Gojek menegaskan bahwa salah satu pengemudi yang hadir adalah mitra aktif mereka sejak 2015. Hal ini untuk memastikan bahwa undangan resmi yang datang dari pemerintah memang dihadiri oleh pengemudi yang masih aktif beroperasi.
Sementara itu, perwakilan Maxim Indonesia melalui Arkam Suprapto juga menyampaikan klarifikasi. Ia memastikan dua pengemudi Maxim yang hadir merupakan mitra resmi yang masih aktif melayani penumpang. Kehadiran mereka, menurut Arkam, murni sebagai bentuk partisipasi dalam dialog yang diselenggarakan atas arahan Kantor Wapres.
Publik Soroti Representasi Aspirasi
Meski pihak aplikator dan serikat sudah memberikan klarifikasi, publik tetap menyoroti representasi dari pertemuan tersebut. Banyak yang mempertanyakan apakah aspirasi yang disampaikan benar-benar berasal dari pengalaman lapangan atau sekadar mewakili kepentingan aplikator.
Penggunaan diksi formal hingga penampilan para pengemudi yang berbeda dari keseharian mereka memunculkan keraguan di masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa isu representasi pekerja ojol masih menjadi pembahasan penting dalam dinamika ketenagakerjaan sektor transportasi online.
Pentingnya Dialog yang Representatif
Pertemuan antara pemerintah dan pengemudi ojol seharusnya menjadi momentum penting untuk menyuarakan permasalahan di lapangan. Namun, ke depan, kejelasan mengenai siapa yang mewakili aspirasi pengemudi perlu diperhatikan. Serikat pekerja menilai hanya melalui wadah resmi, suara pengemudi dapat tersampaikan secara lebih jujur dan menyeluruh.
SPAI berharap pemerintah lebih selektif dalam menentukan perwakilan pengemudi yang diundang dalam forum resmi. Dengan begitu, dialog akan menghasilkan solusi nyata, khususnya terkait isu perlindungan sosial, tarif yang adil, serta keselamatan kerja para pengemudi ojol.