Kode Referral Kredivo Terbaru, Bonus Hingga 250rb Points untuk Pengguna Baru!. Klik Disini

Amerika Batasi Chip AI Tercanggih, Dunia Terancam Krisis Teknologi

Ruangojol.com, Jakarta – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan bahwa chip AI tercanggih buatan Nvidia hanya boleh digunakan oleh perusahaan dalam negeri. Langkah ini memicu kekhawatiran global karena berpotensi memutus akses negara lain terhadap teknologi kecerdasan buatan terbaru.

Amerika Lindungi Teknologi Strategis

Dalam wawancara eksklusif dengan CBS, Trump menyatakan bahwa chip generasi terbaru Nvidia seri Blackwell tidak akan diekspor ke luar negeri. “Chip paling canggih itu hanya untuk Amerika Serikat,” ujarnya tegas. Kebijakan ini menandai perubahan besar dalam arah ekspor semikonduktor yang selama ini menjadi tulang punggung pertumbuhan industri global.

Keputusan tersebut bukan hanya menargetkan China, yang selama ini menjadi saingan utama Amerika di bidang AI, tetapi juga bisa berdampak ke negara sekutu seperti Korea Selatan dan Jepang. Selama ini, negara-negara tersebut bergantung pada pasokan chip Nvidia untuk mendukung riset dan pengembangan kecerdasan buatan di industri masing-masing.

Rencana Ekspor ke Asia Terancam

Sebelum kebijakan baru diumumkan, Nvidia dikabarkan telah menyiapkan pengiriman lebih dari 260.000 unit chip Blackwell ke Korea Selatan. Beberapa di antaranya dialokasikan untuk perusahaan besar seperti Samsung Electronics. Namun dengan adanya pembatasan baru ini, rencana tersebut kini berada di bawah tanda tanya besar.

Analis menilai, kebijakan ini bisa mengguncang rantai pasok semikonduktor global yang selama ini sudah rapuh akibat ketegangan geopolitik. Pasar Asia, termasuk China dan Korea Selatan, menjadi penyumbang utama pendapatan Nvidia dalam beberapa tahun terakhir. Jika pintu ekspor benar-benar ditutup, efek domino bisa terasa di berbagai sektor mulai dari otomotif, riset AI, hingga industri game.

Dukungan dan Kritik dari Dalam Negeri

Di Washington, kebijakan Trump ini memunculkan pro dan kontra. Beberapa anggota Partai Republik mendukung langkah tersebut karena dianggap penting untuk menjaga keamanan nasional. Anggota Kongres John Moolenaar bahkan menyamakan pemberian chip Blackwell ke China seperti “memberikan uranium ke negara musuh”.

Namun, sebagian analis menilai kebijakan tersebut terlalu ekstrem dan bisa memperburuk hubungan ekonomi dengan sekutu utama Amerika di Asia. Mereka mengingatkan bahwa dominasi teknologi tidak bisa bertahan lama jika terisolasi dari ekosistem global yang saling bergantung.

Dampak Besar bagi Industri Semikonduktor Dunia

Chip Nvidia Blackwell dikenal sebagai otak dari berbagai sistem AI paling canggih saat ini. Dari kendaraan otonom, sistem komputasi kuantum, hingga riset medis, semua bergantung pada kemampuan pemrosesan chip ini. Dengan dilarangnya ekspor, banyak proyek inovasi di luar Amerika berpotensi tersendat atau bahkan terhenti.

CEO Nvidia Jensen Huang sebelumnya menegaskan bahwa pasar Asia, khususnya China, memainkan peran vital dalam mendukung pendapatan dan inovasi perusahaan. Namun dengan kebijakan baru ini, Nvidia akan kehilangan sebagian besar pasar internasionalnya. Dampak jangka panjangnya bisa berupa perlambatan riset AI di berbagai negara serta munculnya upaya dari negara lain untuk mengembangkan chip tandingan.

Amerika Jadi Pusat Kekuatan AI Dunia

Jika kebijakan pembatasan ini benar-benar diterapkan, Amerika Serikat akan menjadi satu-satunya negara yang memiliki akses penuh terhadap chip AI tercanggih di dunia. Hal ini secara otomatis menempatkan AS sebagai pusat gravitasi dalam perlombaan teknologi kecerdasan buatan global.

Namun, para pengamat menilai bahwa langkah semacam ini juga bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, Amerika memperkuat posisinya sebagai pemimpin teknologi dunia. Tapi di sisi lain, negara-negara lain akan semakin termotivasi untuk mempercepat pengembangan chip buatan sendiri — yang dalam jangka panjang bisa menciptakan kompetisi lebih sengit dari sebelumnya.

Trump sendiri menegaskan bahwa kebijakan ini tidak berarti Amerika menutup diri sepenuhnya. Ia membuka kemungkinan ekspor versi chip dengan performa lebih rendah ke negara lain. “Kami biarkan mereka bekerja sama dengan Nvidia, tapi bukan untuk teknologi tertinggi,” katanya.

Masa Depan AI di Tengah Pembatasan Global

Keputusan ini akan mengubah peta industri kecerdasan buatan dunia. Negara-negara seperti China, Korea Selatan, dan Jepang kini harus memutar otak mencari alternatif chip untuk mendukung pengembangan AI nasional mereka. Sementara itu, Amerika justru semakin memperkuat posisi sebagai pengendali sumber daya digital paling berharga saat ini.

Kebijakan Trump menunjukkan bagaimana teknologi kini menjadi senjata diplomasi baru. Dari energi hingga data, dan kini kecerdasan buatan — semuanya menjadi bagian dari strategi geopolitik global. Dunia pun kini menunggu, apakah langkah ini akan membawa Amerika semakin unggul, atau justru memicu perlombaan baru yang lebih panas di industri AI.

Ingin terus mengikuti perkembangan teknologi dunia dan dampaknya terhadap industri digital? Kunjungi Ruangojol.com untuk update berita teknologi terbaru setiap hari.

Sekedar Berbagi Informasi seputar Kehidupan