Kode Referral Kredivo Terbaru, Bonus Hingga 250rb Points untuk Pengguna Baru!. Klik Disini

Pendapatan Google Pecah Rekor Rp 1.700 Triliun, Bisnis Cloud dan AI Jadi Mesin Uang Baru

Ruangojol.com, Jakarta – Alphabet, perusahaan induk Google, resmi mencetak sejarah baru dengan mencatatkan pendapatan fantastis sebesar 102,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.700 triliun pada kuartal III tahun 2025.

Kabar ini menjadi tonggak penting bagi raksasa teknologi asal Amerika Serikat tersebut, karena untuk pertama kalinya dalam sejarah, pendapatan Google berhasil menembus angka 100 miliar dolar AS hanya dalam waktu tiga bulan. Lonjakan pendapatan ini tak lepas dari kontribusi besar bisnis Google Cloud dan layanan kecerdasan buatan (AI) yang terus berkembang pesat di tengah persaingan teknologi global.

Kenaikan pendapatan tersebut mencapai 15 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, yang kala itu berada di angka 88,2 miliar dolar AS. Hal ini menandakan bahwa ekspansi bisnis digital Google semakin kuat dan menjadi bukti nyata bahwa teknologi berbasis AI kini menjadi motor penggerak utama dalam ekosistem perusahaan.

CEO Alphabet, Sundar Pichai, mengungkapkan bahwa pencapaian ini bukanlah hasil kebetulan, melainkan buah dari inovasi berkelanjutan dalam produk dan layanan mereka, terutama di sektor cloud computing serta kecerdasan buatan yang kini menjadi andalan bisnis Google ke depan.

Google Cloud dan AI Jadi Penopang Utama

Pichai menyebut bisnis Google Cloud dan AI mencatat pendapatan hingga 15,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 250 triliun, naik 34 persen secara tahunan (year-on-year). Ia menambahkan, lebih dari 70 persen pelanggan Google Cloud kini telah mengadopsi produk berbasis AI dari Alphabet.

Dengan backlog proyek cloud dan AI mencapai 155 miliar dolar AS, Pichai optimistis bisnis ini akan terus tumbuh dan menjadi tulang punggung pendapatan di masa depan. “Kami terus melihat pertumbuhan yang kuat di berbagai lini bisnis, terutama pada sektor cloud dan AI,” ujarnya.

Pengguna AI Google Melonjak Drastis

Salah satu bukti kesuksesan bisnis kecerdasan buatan ini adalah meningkatnya jumlah pengguna Gemini—aplikasi AI utama milik Google—yang kini mencapai lebih dari 650 juta pengguna aktif bulanan. Angka ini hanya selisih sedikit dari ChatGPT milik OpenAI yang memiliki sekitar 800 juta pengguna.

Peningkatan jumlah pengguna ini memperlihatkan bahwa masyarakat semakin bergantung pada teknologi AI dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk pekerjaan, hiburan, hingga pendidikan.

Google Services Masih Jadi Kontributor Terbesar

Selain bisnis cloud dan AI, layanan Google lainnya seperti Search, Ads, dan YouTube juga mencatat pertumbuhan stabil sebesar 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Total pendapatan dari lini Google Services kini mencapai 87,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.445 triliun, menjadikannya penyumbang terbesar dari keseluruhan bisnis Alphabet.

Namun, secara persentase, bisnis AI dan Cloud justru mencatat pertumbuhan paling cepat dibandingkan sektor lainnya, menegaskan perubahan arah strategi Google untuk lebih fokus ke layanan berbasis teknologi pintar.

Inovasi dan Investasi Besar di Infrastruktur

Untuk mendukung pertumbuhan masif ini, Alphabet juga mengumumkan akan meningkatkan belanja modalnya guna memperkuat infrastruktur data center dan jaringan global. Fokus investasi diarahkan pada peningkatan kapasitas pemrosesan AI serta keamanan data agar bisa memenuhi permintaan pelanggan yang terus meningkat.

Langkah ini menunjukkan bahwa Google tidak hanya berambisi menjadi pemimpin di bidang pencarian daring, tetapi juga dalam revolusi kecerdasan buatan yang sedang mengguncang dunia teknologi.

Prospek Cerah Bisnis Kecerdasan Buatan

Melihat tren ini, para analis menilai bahwa bisnis AI akan menjadi pendorong utama pendapatan Google di masa mendatang. Dengan ekosistem produk yang terintegrasi antara cloud, mesin pencari, dan layanan AI seperti Gemini, Google diperkirakan akan semakin mendominasi pasar teknologi global dalam beberapa tahun ke depan.

Pertumbuhan ini juga menjadi sinyal bagi perusahaan teknologi lainnya untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan era AI yang kini menjadi penentu daya saing industri digital dunia.

FAQ

1. Berapa total pendapatan Google pada kuartal III-2025?
Google mencatatkan pendapatan sebesar 102,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.700 triliun, menjadi rekor tertinggi dalam sejarah perusahaan.

2. Apa penyebab utama lonjakan pendapatan Google tahun ini?
Kenaikan terbesar berasal dari bisnis Google Cloud dan layanan kecerdasan buatan (AI) yang tumbuh hingga 34 persen dibanding tahun sebelumnya.

3. Siapa CEO Alphabet yang memimpin ekspansi ini?
Sundar Pichai, yang memimpin Alphabet sejak 2019, menjadi tokoh di balik kesuksesan ekspansi AI dan Cloud milik Google.

4. Apakah bisnis AI akan terus berkembang ke depan?
Ya. Dengan backlog proyek senilai 155 miliar dolar AS, pertumbuhan bisnis AI Google diperkirakan akan terus meningkat pesat.

5. Layanan Google apa yang masih menyumbang pendapatan terbesar?
Google Services seperti Search, YouTube, dan iklan digital masih menjadi penyumbang terbesar dengan total pendapatan Rp 1.445 triliun.

Sekedar Berbagi Informasi seputar Kehidupan