Kode Referral Kredivo Terbaru, Bonus Hingga 250rb Points untuk Pengguna Baru!. Klik Disini

Rencana Merger Grab dan GoTo, Kuasai 91% Pasar Ojek Daring Indonesia

Ruangojol.com, Jakarta — Pemerintah tengah membahas rencana merger Grab dan GoTo dalam pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta. Diskusi ini menjadi bagian dari pembahasan rancangan peraturan presiden (Perpres) tentang ojek daring yang dinilai strategis untuk mendukung ekosistem transportasi digital nasional.

Langkah ini berpotensi melahirkan entitas raksasa baru yang mampu menguasai hingga 91% pangsa pasar layanan transportasi daring di Indonesia, berdasarkan data Euromonitor International.

Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyebut bahwa proses pembahasan merger ini masih dalam tahap penjajakan. Pemerintah juga melibatkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara untuk mengawal kemungkinan penggabungan dua perusahaan teknologi besar tersebut.

Latar Belakang Pembahasan Merger Grab dan GoTo

Rencana merger antara Grab dan GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) muncul dalam konteks upaya pemerintah mengatur industri ojek online (ojol) secara lebih komprehensif melalui Perpres baru.
Sektor transportasi daring dianggap berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja dan menjaga roda ekonomi digital tetap berjalan.

Menurut Prasetyo Hadi, pemerintah ingin menemukan titik temu antara kepentingan perusahaan aplikator dan para mitra pengemudi, terutama dalam hal tarif dan kesejahteraan.

Peluang Dominasi Pasar Transportasi Daring

Jika merger benar-benar terjadi, entitas hasil penggabungan Grab–GoTo akan menguasai lebih dari 91% pangsa pasar ride-hailing dan layanan pesan-antar di Indonesia.
Hal ini menandai konsolidasi terbesar dalam sejarah ekonomi digital Tanah Air.

Gojek diketahui memiliki lebih dari 3,1 juta pengemudi aktif, sementara Grab juga memiliki jutaan mitra di seluruh Indonesia. Dominasi keduanya selama bertahun-tahun telah membentuk lanskap transportasi digital nasional.

Danantara Diduga Ikut Terlibat dalam Proses Merger

Selain pemerintah, BPI Danantara dikabarkan ikut terlibat dalam proses pembahasan ini. Lembaga investasi negara tersebut disebut tengah menjajaki kemungkinan menjadi pemegang saham minoritas di GoTo.
Langkah ini diyakini sebagai strategi untuk memperkuat kepemilikan nasional dalam sektor teknologi yang kini dikuasai investor asing.

Berdasarkan laporan tahunan GoTo 2024, sekitar 73,9% saham perusahaan dimiliki oleh investor luar negeri, termasuk SoftBank Group dan Alibaba Group, sementara sisanya dimiliki investor domestik.

Grab dan GoTo Belum Beri Komentar Resmi

Hingga kini, baik Grab maupun GoTo belum memberikan pernyataan resmi terkait pembahasan merger tersebut.
Sumber Reuters menyebut, Grab sebelumnya telah menjajaki peluang untuk membeli GoTo dengan valuasi sekitar US$7 miliar, namun pembicaraan itu belum berlanjut karena isu regulasi persaingan usaha.

Menteri Prasetyo menegaskan bahwa pemerintah masih terus menyempurnakan rancangan Perpres ojek daring agar kebijakan yang dihasilkan dapat melindungi mitra pengemudi sekaligus menjaga keberlanjutan bisnis aplikator.

Dampak Besar bagi Ekosistem Ojol Indonesia

Rencana merger ini dinilai bisa membawa perubahan besar bagi ekosistem transportasi daring di Indonesia.
Dengan skala pasar yang masif, penggabungan Grab dan GoTo diyakini mampu meningkatkan efisiensi operasional, memperluas layanan digital, dan menekan biaya operasional bagi pengguna maupun mitra.

Namun, para pengamat juga mengingatkan pentingnya pengawasan ketat dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) agar tidak terjadi monopoli yang merugikan mitra pengemudi dan konsumen.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apakah benar Grab dan GoTo akan merger?
Masih dalam tahap pembahasan antara pemerintah dan kedua perusahaan, belum ada keputusan final.

2. Mengapa merger ini penting?
Karena bisa membentuk perusahaan teknologi terbesar di Indonesia yang menguasai lebih dari 90% pasar transportasi daring.

3. Siapa yang terlibat dalam proses ini?
Pemerintah melalui Istana, Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Grab, dan GoTo.

4. Apa dampaknya bagi pengemudi ojol?
Jika berjalan baik, merger ini bisa memperbaiki sistem tarif dan meningkatkan kesejahteraan mitra.

5. Kapan Perpres ojek daring akan terbit?
Masih dalam proses penyempurnaan oleh pemerintah bersama para pemangku kepentingan.

Sekedar Berbagi Informasi seputar Kehidupan