Keluhan Driver Ojek Online: Persaingan Ketat Akibat Banyaknya Kerja Sampingan
Pada era digital ini, profesi driver ojek online telah menjadi pilihan bagi banyak orang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun, di balik fleksibilitas dan kebebasan yang ditawarkan, banyak driver ojek online kini menghadapi tantangan berat. Persaingan yang kian ketat, akibat meningkatnya jumlah pengemudi baru yang mencari penghasilan tambahan, menjadi salah satu kendala terbesar.
Fenomena ini semakin terlihat setelah pandemi COVID-19 melanda. Banyak perusahaan yang mengalami pengurangan tenaga kerja, membuat sebagian besar mantan karyawan beralih ke dunia ojek online. Di sisi lain, beberapa pekerja yang masih aktif di perusahaan pun memilih untuk menambah penghasilan dengan menjadi driver ojek online di waktu luang mereka.
Salah satu driver yang merasakan dampaknya adalah Taufik Hidayat, seorang pengemudi ojek online sejak tahun 2017. Taufik menyatakan bahwa pendapatannya menurun drastis setelah pandemi melanda. Menurutnya, kini bisa memperoleh cukup uang untuk makan sehari-hari saja sudah merupakan suatu keberuntungan.
“Pendapatan saya sangat berkurang. Sekarang bisa makan saja sudah bersyukur, sedangkan untuk menabung atau perawatan motor tidak mencukupi,” ujar Taufik, yang mengaku kondisi ini membuatnya khawatir akan masa depannya.
Persaingan ini diperparah dengan aturan aplikasi yang semakin ketat. Banyak driver ojol merasakan peraturan yang memberatkan, dari tarif yang menurun hingga ancaman suspend sepihak. Kondisi ini membuat kehidupan para driver yang bergantung sepenuhnya pada profesi ini semakin sulit.
1. Persaingan dengan Pekerja Sampingan
Banyak pekerja kantoran kini memilih menjadi driver ojek online sebagai pekerjaan sampingan. Hal ini tentu menambah persaingan bagi driver yang hanya mengandalkan penghasilan dari ojek online untuk memenuhi kebutuhan hidup. Akibatnya, mereka harus bersaing mendapatkan penumpang yang semakin terbatas.
2. Dampak Pandemi COVID-19
Sejak COVID-19, banyak orang yang kehilangan pekerjaan atau mengalami pemotongan gaji. Sebagai akibatnya, ojek online menjadi solusi bagi mereka untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Namun, hal ini menyebabkan persaingan yang semakin ketat di kalangan driver.
3. Keluhan Driver terhadap Peraturan Aplikasi
Banyak driver merasa aturan yang ditetapkan aplikasi semakin menekan. Selain tarif yang cenderung turun, bonus yang sebelumnya menjadi salah satu daya tarik utama kini semakin jarang diberikan. Suspend sepihak yang dilakukan oleh aplikator juga menjadi masalah yang sering dikeluhkan para driver.
4. Testimoni dari Driver Ojek Online
Taufik Hidayat dan Uman, dua driver asal Lamongan, menyatakan bahwa pendapatan mereka terus menurun, khususnya saat pandemi. Taufik menegaskan bahwa kesejahteraan driver perlu diperhatikan oleh perusahaan aplikasi.
5. Harapan Para Driver
Para driver berharap agar pemerintah dan perusahaan aplikasi dapat memberikan solusi yang tepat. Mereka juga berharap pekerja kantoran tidak lagi mengambil pekerjaan sebagai driver ojol untuk menjaga rezeki bagi mereka yang sepenuhnya bergantung pada profesi ini.
Manfaat atau Keuntungan Mengurangi Pekerja Sampingan di Ojol
1. Meningkatkan Kesejahteraan Driver Penuh Waktu
Dengan berkurangnya pekerja sampingan, driver yang sepenuhnya bergantung pada profesi ojek online dapat memperoleh penghasilan yang lebih stabil. Mereka tidak perlu lagi menghadapi persaingan yang tidak adil dari pekerja yang hanya mencari tambahan penghasilan.
2. Mengurangi Risiko Keselamatan
Driver yang hanya menjadikan ojol sebagai sampingan seringkali kurang fokus pada pekerjaan ini. Dengan hanya driver penuh waktu yang berkecimpung, risiko keselamatan penumpang dapat lebih terjaga karena mereka lebih berpengalaman.
3. Mengurangi Beban Aplikator
Penyedia layanan ojek online juga diuntungkan jika hanya driver penuh waktu yang aktif, karena mereka tidak perlu lagi mengatur suspensi dan pengawasan pada driver sampingan yang mungkin kurang serius dalam menjalankan profesi ini.
4. Memperkuat Solidaritas Antar Driver
Dengan hanya driver penuh waktu yang beroperasi, solidaritas di antara para pengemudi pun dapat lebih kuat. Mereka saling mendukung dan memahami satu sama lain, terutama dalam menghadapi kendala sehari-hari.
5. Menjaga Kualitas Layanan
Driver penuh waktu cenderung lebih terlatih dan berkomitmen. Hal ini berdampak positif pada kualitas layanan yang diberikan kepada penumpang, karena mereka memiliki keterampilan dan pengalaman yang cukup dalam mengemudi.
Kesimpulan
Dari fenomena yang terjadi, jelas bahwa profesi driver ojek online kini menghadapi tantangan yang tidak mudah. Persaingan dengan pekerja kantoran yang menjadikan ojol sebagai kerja sampingan membuat pendapatan para driver menurun. Sementara itu, aturan yang semakin ketat dari aplikator turut memperberat beban hidup mereka.
Para driver berharap agar pihak aplikator dan pemerintah lebih peduli terhadap kesejahteraan mereka. Pekerja kantoran yang memiliki penghasilan tetap sebaiknya tidak lagi mengambil pekerjaan ojol, sehingga rezeki bagi mereka yang bergantung pada profesi ini tetap terjaga.
Langkah konkret seperti pengurangan pekerja sampingan di ojol dan dukungan kesejahteraan dari perusahaan aplikasi akan sangat membantu para driver. Dengan begitu, mereka dapat menjalankan pekerjaan ini tanpa merasa terancam oleh persaingan yang semakin ketat.
Semoga ke depannya, baik pemerintah maupun penyedia aplikasi dapat bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang lebih adil bagi para driver. Dengan solidaritas dan kepedulian yang lebih besar, kesejahteraan para driver ojol akan semakin terjamin.
Inilah saatnya semua pihak, mulai dari pemerintah, aplikator, hingga masyarakat untuk lebih menghargai dan mendukung para driver ojol yang telah menjadi bagian penting dari kehidupan modern kita.