QRIS Resmi Bisa Dipakai di Jepang, Bank Indonesia Perluas Pembayaran Digital Lintas Negara
Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, menyampaikan bahwa sejak 15 Mei 2025, pihaknya bersama otoritas sistem pembayaran Jepang telah melakukan sandbox atau pengujian sistem pembayaran digital secara terisolasi dan terkendali. Pengujian tersebut merupakan bagian dari upaya memastikan kesiapan teknis sebelum sistem pembayaran lintas negara benar-benar diterapkan. Jika tidak ada hambatan, maka implementasi QRIS lintas negara di Jepang akan diluncurkan sesuai rencana.
Penggunaan QRIS di luar negeri atau yang dikenal sebagai QRIS outbound merupakan bagian dari strategi BI untuk memperluas ekosistem digital Indonesia ke skala global. Dengan adanya penerapan QRIS di Jepang, pengguna dari Indonesia dapat dengan mudah memindai kode QR dan menyelesaikan pembayaran secara langsung, tanpa perlu menukar mata uang atau membuka rekening baru di Jepang.
Selain Jepang, Bank Indonesia juga tengah mengembangkan perluasan QRIS antarnegara dengan negara-negara besar lainnya. Filianingsih mengungkapkan bahwa pengembangan QRIS antarnegara Indonesia dan China sudah memasuki tahap finalisasi. Proses ini mencakup penyelarasan pengaturan bisnis, teknis, dan operasional antara Union Pay Internasional (UPI) China dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).
Langkah konkret untuk pengembangan QRIS lintas negara tersebut juga didukung oleh empat penyedia layanan sistem pembayaran utama di Indonesia, yaitu PT Rintis Sejahtera (Rintis), PT Alto Network (Alto), PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa), dan PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin). Keempat perusahaan tersebut telah menjalin perjanjian dengan pihak Union Pay Internasional untuk mengembangkan sistem sandbox sebagai langkah awal menuju implementasi penuh.
Target peluncuran penggunaan QRIS di China juga direncanakan pada 17 Agustus 2025, menyusul Jepang. Hal ini menunjukkan keseriusan Bank Indonesia dalam mengintegrasikan sistem pembayaran domestik ke dalam jaringan global yang lebih luas. Jika berhasil, pengguna dari Indonesia akan mampu menggunakan satu aplikasi pembayaran domestik untuk bertransaksi di berbagai negara secara seamless dan efisien.
Di sisi lain, proses kerja sama QRIS lintas negara juga tengah berjalan dengan India. Saat ini, diskusi teknis antara ASPI dan NPCI International India masih berlangsung, dengan fokus pada spesifikasi teknis dan kompatibilitas sistem. Bank Indonesia berharap kerja sama ini juga dapat segera diimplementasikan dalam waktu dekat, bahkan diharapkan bisa terealisasi sebelum akhir tahun 2025.
Saat ini, sistem QRIS lintas negara sudah resmi berjalan di tiga negara Asia Tenggara, yaitu Malaysia, Thailand, dan Singapura. Pengalaman implementasi di negara-negara tersebut menjadi pijakan kuat bagi Bank Indonesia untuk memperluas sistem pembayaran digitalnya ke negara-negara lainnya seperti Jepang, China, dan India. Tidak hanya itu, BI juga sedang menjajaki kemungkinan penerapan QRIS lintas negara dengan Arab Saudi dan Korea Selatan, dua negara yang menjadi destinasi utama bagi jamaah umrah dan wisatawan dari Indonesia.
Peluncuran QRIS lintas negara tidak hanya mempermudah transaksi konsumen, tapi juga mendorong efisiensi dalam sistem pembayaran lintas batas (cross-border payment). Bank Indonesia menegaskan bahwa integrasi ini akan tetap memperhatikan standar internasional, keamanan sistem, serta kepatuhan terhadap regulasi masing-masing negara. Oleh karena itu, tahap awal peluncuran dilakukan melalui kerja sama otoritas sistem pembayaran dan sandbox, sebelum masuk ke tahap operasional dengan pihak industri.
Filianingsih menambahkan bahwa dalam melakukan kerja sama lintas negara, tidak semua otoritas sistem pembayaran berada di bawah kendali bank sentral. Hal ini membuat proses harmonisasi ketentuan dan infrastruktur menjadi tantangan tersendiri. Setelah kesepakatan pada level otoritas tercapai, barulah proses dilanjutkan ke sektor industri dan dilakukan uji coba sebelum peluncuran resmi dilakukan.
Langkah BI dalam mendorong transformasi digital sistem pembayaran ini menjadi bagian dari upaya memperkuat posisi Indonesia dalam ekosistem keuangan global. Dengan implementasi QRIS lintas negara, masyarakat Indonesia tidak hanya dapat menikmati kemudahan bertransaksi di dalam negeri, tetapi juga saat berada di luar negeri. Sistem ini juga diharapkan dapat memberikan efisiensi biaya transaksi, meningkatkan inklusi keuangan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi digital secara berkelanjutan.
Bank Indonesia menilai bahwa tren digitalisasi pembayaran tidak bisa dihindari, dan integrasi sistem seperti QRIS lintas negara menjadi solusi strategis. Terutama untuk mendukung mobilitas masyarakat yang semakin tinggi dan kebutuhan transaksi yang cepat, aman, serta efisien. Melalui kerja sama dengan negara-negara mitra, BI berharap sistem pembayaran nasional Indonesia dapat sejajar dengan standar global dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Jika semua proses berjalan lancar, maka mulai 17 Agustus 2025, masyarakat Indonesia akan dapat menggunakan QRIS di Jepang dan China. Langkah berikutnya adalah memperluas cakupan layanan ini ke negara-negara mitra strategis lainnya, dengan tetap menjaga prinsip interoperability, keamanan transaksi, dan efisiensi biaya. Bank Indonesia terus berkomitmen untuk mewujudkan sistem pembayaran digital yang unggul dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Apabila sukses, maka pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa QRIS bukan hanya sekadar sistem pembayaran domestik, tetapi juga mampu menjadi jembatan penghubung antara ekonomi Indonesia dan dunia. Kesiapan teknologi, kolaborasi antarlembaga, dan dukungan masyarakat menjadi faktor kunci dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai pemain utama dalam sistem keuangan digital global.