Puluhan Bajaj Maxride Resmi Beroperasi di Jogja, Ini Asal Usul dan Sosok Pemiliknya
Keberadaan Maxride di Jogja bukanlah sekadar ekspansi biasa. Dengan kendaraan khas berwarna cerah dan desain yang mencolok, bajaj Maxride langsung menarik perhatian masyarakat. Sejak pertama kali meluncur di jalanan Jogja pada April 2025, jumlah penggunanya terus bertambah. Ini menunjukkan bahwa masyarakat merespons baik kehadiran moda transportasi alternatif yang menggabungkan teknologi dengan kenyamanan.
Fenomena ini berawal dari ide cemerlang yang muncul di Makassar. Kota di Sulawesi Selatan ini menjadi tempat lahirnya Maxride pada Oktober 2023. Saat itu, transportasi tradisional seperti becak kayu dan bentor mulai kehilangan peminat. Masyarakat lebih memilih kendaraan online roda dua dan empat karena dianggap lebih praktis. Inilah yang kemudian menginspirasi munculnya sebuah solusi agar kendaraan roda tiga bisa tetap relevan dan berkembang.
Bayu Subolah, selaku City Manager Maxride, menjelaskan bahwa ide awal mendirikan Maxride berangkat dari keprihatinan melihat eksistensi becak motor yang mulai tergerus. Di masa lalu, transportasi roda tiga memiliki peran besar dalam mobilitas masyarakat. Namun seiring perkembangan zaman, kendaraan ini mulai dilupakan. Dengan platform digital, Maxride mencoba mengangkat kembali peran kendaraan roda tiga agar bisa bersaing dan diterima oleh masyarakat modern.
Melalui pendekatan yang terstruktur, Maxride menawarkan sistem transportasi online dengan mengandalkan bajaj sebagai armadanya. Bukan sekadar menjual nostalgia, tetapi juga menghadirkan layanan yang ramah pengguna dan terjangkau. Konsep ini terbukti sukses di Makassar dengan 800 unit bajaj yang langsung mendapat sambutan positif dari masyarakat. Regulasi di sana pun mendukung, sehingga Maxride dapat berkembang dengan cepat.
Setelah sukses di kota pertama, Maxride kemudian memperluas jangkauan ke Medan pada Desember 2024. Di sana, sebanyak 500 unit bajaj telah dioperasikan dan menjadi alternatif transportasi favorit di beberapa kawasan padat. Tidak berhenti sampai di situ, kota berikutnya yang menjadi sasaran adalah Yogyakarta. Pada April 2025, Maxride secara resmi memulai operasinya di Jogja dengan membawa 50 unit bajaj.
Jogja dikenal sebagai kota dengan tingkat mobilitas tinggi. Banyak mahasiswa, wisatawan, serta warga lokal yang membutuhkan moda transportasi yang cepat, praktis, dan ekonomis. Maxride menjawab kebutuhan itu dengan menyediakan bajaj modern yang bisa dipesan secara daring. Sistem ini membuat warga lebih mudah mengakses kendaraan, sekaligus memberikan peluang usaha bagi pengemudi lokal.
Antusiasme masyarakat Jogja terhadap bajaj Maxride cukup tinggi. Hal ini terlihat dari jumlah pengguna yang terus meningkat dari hari ke hari. Selain karena bentuk kendaraan yang unik, tarif yang ditawarkan juga sangat kompetitif. Bahkan dibandingkan dengan transportasi daring roda dua, Maxride dianggap lebih aman untuk penumpang karena memiliki tempat duduk yang tertutup dan nyaman.
Menurut Bayu, daya tarik Maxride bukan hanya pada sisi transportasinya, tetapi juga pada pendekatan bisnis yang bersahabat bagi mitra pengemudi. Platform ini hanya mengambil potongan komisi sebesar 11 persen, jauh lebih rendah dibandingkan aplikasi transportasi lainnya. Dengan demikian, para driver bisa mendapatkan penghasilan yang lebih layak dan stabil setiap harinya.
Model bisnis Maxride juga memberikan peluang bagi masyarakat umum untuk ikut memiliki unit bajaj. Melalui sistem kepemilikan mandiri, siapa saja bisa membeli bajaj dan langsung bergabung sebagai mitra. Cara ini membuka jalan bagi pelaku usaha kecil yang ingin memanfaatkan potensi transportasi kota dengan cara yang modern. Tak heran jika dalam waktu singkat, banyak unit telah terjual dan bergabung sebagai armada resmi.
Sosok yang memegang kendali operasional Maxride secara nasional adalah Antonio Gratiano. Sebagai General Manager, pria asal Jakarta ini memiliki peran strategis dalam mengatur pengembangan Maxride di seluruh Indonesia. Di bawah kepemimpinannya, Maxride berkembang pesat dan memiliki rencana besar untuk memperluas jangkauan ke berbagai kota lainnya seperti Solo, Semarang, Surabaya, hingga Manado.
Melalui ekspansi yang terarah, Maxride tidak hanya ingin menjadi alternatif transportasi, tetapi juga bagian dari solusi permasalahan mobilitas perkotaan. Keberadaan bajaj Maxride mampu menjawab kebutuhan akan kendaraan umum yang aman, nyaman, dan mudah dijangkau. Terutama bagi kelompok masyarakat tertentu seperti ibu rumah tangga yang berbelanja di pasar atau anak-anak sekolah yang membutuhkan transportasi antar-jemput.
Pemerintah daerah juga melihat kehadiran Maxride sebagai solusi praktis yang membantu menata transportasi perkotaan. Pengemudi yang sebelumnya beroperasi secara bebas kini bisa bergabung dalam sistem yang lebih tertib dan terkontrol. Ini memudahkan proses pengawasan dan evaluasi, sekaligus meningkatkan kualitas layanan bagi masyarakat pengguna.
Dari sisi pengguna, Maxride juga menempatkan kenyamanan sebagai prioritas utama. Bajaj yang digunakan telah dimodifikasi agar lebih ergonomis, dilengkapi dengan fitur keselamatan, dan dijalankan oleh mitra pengemudi yang telah melalui proses seleksi dan pelatihan. Semua ini dilakukan demi memberikan pengalaman terbaik bagi setiap penumpang yang menggunakan layanan Maxride.
Di tengah persaingan transportasi digital yang semakin ketat, Maxride mengambil ceruk pasar yang unik. Roda tiga bukanlah pilihan utama bagi semua orang, tetapi justru di sinilah letak kekuatannya. Dengan mengisi kekosongan di segmen tersebut, Maxride mampu tampil berbeda sekaligus memenuhi kebutuhan yang selama ini terabaikan oleh platform transportasi lainnya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran bajaj Maxride di Jogja telah menarik perhatian banyak pihak. Mulai dari pengguna jalan, warga sekitar, hingga pelaku usaha kecil yang melihat peluang usaha baru. Dari sisi sosial, Maxride berhasil menghidupkan kembali semangat kolektif dalam memajukan moda transportasi lokal yang sempat tergeser oleh modernisasi.
Melalui perpaduan teknologi, inovasi, dan pendekatan inklusif, Maxride telah membuktikan bahwa kendaraan roda tiga masih relevan dan bahkan potensial untuk dikembangkan lebih jauh. Jogja hanyalah awal dari perjalanan panjang yang akan terus dikembangkan ke berbagai kota besar lainnya di Indonesia. Misi Maxride adalah menyatukan kenyamanan, aksesibilitas, dan kebermanfaatan dalam satu platform transportasi terpadu.
Kini, puluhan bajaj Maxride tak hanya sekadar beroperasi di Jogja, tetapi telah menjadi bagian dari transformasi besar dalam dunia transportasi umum nasional. Dengan dedikasi tim, dukungan pemerintah, serta sambutan positif dari masyarakat, Maxride semakin yakin untuk terus mengaspal dan menjangkau lebih banyak daerah, menyatukan semangat lama dengan teknologi masa kini demi mobilitas yang lebih baik untuk semua.