Kode Referral Kredivo Terbaru, Bonus Hingga 250rb Points untuk Pengguna Baru!. Klik Disini

Viral! Video Driver Ojol Wanita Ribut dengan Pelanggan di Jambi Karena Pesanan Tak Dibayar

Ruangojol.com, Jambi — Video rekaman keributan antara driver ojek online (ojol) wanita dan seorang pelanggan di Kota Jambi viral di media sosial. Insiden itu terjadi pada Minggu, 20 Juli 2025, dan dipicu oleh pesanan makanan yang tak kunjung dibayar. Kata kunci video rekaman keributan ojol wanita Jambi menjadi perbincangan hangat warganet karena memperlihatkan aksi seorang wanita bernama Rusdewi (40) yang naik ke lantai dua rumah pelanggan. Peristiwa ini menuai banyak simpati dan kritik, terutama terhadap sikap pelanggan yang dianggap tidak kooperatif. Banyak pengguna media sosial mengecam kejadian tersebut dan meminta pihak berwenang segera menindaklanjuti agar kasus serupa tidak terulang.

Keributan antara driver ojol dan pelanggan memang bukan hal baru, namun kasus kali ini menjadi sorotan karena terjadi dalam kondisi yang terekam secara langsung dalam video yang tersebar luas. Banyak orang menilai Rusdewi hanya berusaha menuntut haknya atas pesanan yang belum dibayar, sementara pelanggan justru memperumit situasi dengan alasan-alasan yang tidak jelas. Situasi ini membuat para driver ojol lain merasa terwakili oleh tindakan Rusdewi yang dinilai berani dan jujur dalam memperjuangkan haknya. Tak sedikit pula yang menyebut bahwa kejadian ini mencerminkan realitas kerja keras para ojol di lapangan yang kerap dipandang sebelah mata.

Dalam sebuah wawancara yang dilakukan pada Selasa, 22 Juli 2025, Rusdewi mengungkapkan bahwa ia hanya ingin menyelesaikan pesanan secara adil. "Saya ini cuman cari makan, bayar tunai saja emangnya kenapa?" katanya dengan nada kecewa. Ia menyampaikan bahwa saat itu ia menerima pesanan Ayam Bakar Rempah Madu atas nama konsumen bernama Alika Alihandra. Ia mendahulukan pesanan tersebut karena masuk lebih dulu dibanding pesanan lain yang diterimanya hari itu. Rusdewi merasa kecewa karena pelanggan tidak menunjukkan niat baik untuk menyelesaikan transaksi.

Kronologi kejadian dimulai ketika Rusdewi sampai di perumahan Vila Kenali dan menyerahkan makanan kepada pelanggan. Ia kemudian menunggu pembayaran melalui QR code, tetapi notifikasi tidak kunjung masuk ke aplikasinya. Saat itu, Alika terlihat sedang mengetik di ponsel, dan Rusdewi mengira mungkin jaringan sedang bermasalah. Namun, setelah ditunggu cukup lama, tidak ada pembayaran yang masuk. Rusdewi lalu meminta agar pembayaran dilakukan secara tunai. Di sinilah terjadi ketegangan, karena konsumen menyatakan bahwa pembayaran akan dilakukan oleh pihak lain, yaitu ibunya.

Menurut penuturan Rusdewi, pelanggan saat itu hanya memotret QR code miliknya tanpa benar-benar melakukan pemindaian untuk pembayaran. Kemudian Alika menyampaikan bahwa ia akan mengirim QR tersebut ke seseorang melalui WhatsApp. Hal ini semakin membuat Rusdewi curiga karena tidak ada kepastian pembayaran. Ia pun mengingatkan bahwa ia masih harus mengantar pesanan lain dan tidak bisa menunggu terlalu lama. Namun, respons dari pihak pelanggan tidak sesuai harapan, dan Rusdewi pun tetap tidak menerima pembayaran meskipun telah menunggu lebih dari 30 menit.

Karena transaksi pertama belum selesai, sistem aplikasi Grab tidak mengizinkan Rusdewi mengantar pesanan berikutnya. Akhirnya, dengan penuh pertimbangan, ia memutuskan mengantarkan pesanan kedua dan kembali lagi ke rumah pelanggan. Setibanya kembali, Rusdewi sempat meminta bantuan seorang pria untuk memanggil konsumen, tetapi tetap tidak mendapat tanggapan. Dalam kondisi lelah dan jengkel, ia memutuskan naik ke lantai dua rumah pelanggan. Di sinilah perkelahian fisik terjadi, dan seluruh kejadian terekam dalam video yang kemudian viral di berbagai platform media sosial.

Video rekaman keributan tersebut menyebar dengan cepat, dan memunculkan dua kubu pendapat. Sebagian besar mendukung Rusdewi karena merasa ia sudah cukup bersabar. Banyak juga yang merasa tindakan pelanggan sangat tidak etis dan menyusahkan pihak ojol. Di sisi lain, ada pula yang menilai tindakan naik ke lantai dua sebagai tindakan gegabah meskipun dilakukan dalam kondisi emosi. Namun setelah nenek dari pihak konsumen muncul dan membayar pesanan senilai Rp 30.000 secara tunai, keributan tersebut berakhir. Meski demikian, isu belum selesai karena pihak keluarga Alika disebut telah melapor ke Polresta Jambi.

Kompas.com sempat menyambangi rumah pelanggan, namun pihak keluarga menolak memberikan keterangan lebih lanjut. Mereka mengaku tidak bersedia diwawancarai dan memilih menempuh jalur hukum. Publik pun kini menunggu kelanjutan dari insiden ini, apakah akan ada tindak lanjut hukum terhadap pihak manapun, atau apakah akan selesai secara kekeluargaan. Sementara itu, para driver ojol berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak, terutama pentingnya tanggung jawab dalam menyelesaikan transaksi dengan baik.

Pakar komunikasi digital dan sosial media menyebut bahwa kasus viral seperti ini memiliki dampak besar, baik terhadap persepsi publik maupun terhadap regulasi layanan transportasi online. Dengan munculnya video rekaman keributan ojol wanita Jambi ini, tekanan terhadap platform penyedia layanan seperti Grab semakin besar untuk menciptakan sistem yang lebih adil, baik untuk mitra driver maupun pelanggan. Ketidakseimbangan informasi dan perlindungan hukum menjadi salah satu penyebab utama terjadinya konflik dalam transaksi layanan digital.

Selain itu, banyak komunitas ojol juga mengangkat insiden ini sebagai bahan evaluasi internal. Mereka menggelar diskusi di forum-forum daring seperti Facebook dan WhatsApp grup, serta meminta perusahaan platform untuk menyediakan fitur yang memungkinkan verifikasi pembayaran lebih transparan. Tidak sedikit yang mengusulkan fitur semacam auto-verify atau sistem alarm jika pembayaran QR belum masuk dalam kurun waktu tertentu. Hal ini dinilai penting untuk mencegah konflik berulang yang dapat merugikan mitra pengemudi maupun pelanggan.

Sementara pihak Grab Indonesia belum memberikan pernyataan resmi terkait kejadian ini, masyarakat terus mendesak agar ada klarifikasi serta jaminan keamanan dan keadilan dalam transaksi. Kasus ini juga mengundang perhatian publik luas terhadap kondisi kerja para driver ojol, yang kerap menghadapi tekanan waktu dan risiko di lapangan. Dengan munculnya rekaman keributan ojol wanita Jambi, diharapkan terjadi perubahan signifikan dalam sistem pembayaran dan perlindungan mitra agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

Sekedar Berbagi Informasi seputar Kehidupan