Kode Referral Kredivo Terbaru, Bonus Hingga 250rb Points untuk Pengguna Baru!. Klik Disini

Tarif Ojek Online Naik, Biaya Transportasi Jabodetabek Melonjak

Ruangojol.com, Jakarta – Kenaikan tarif ojek online di Jabodetabek membuat biaya transportasi harian warga membengkak. Pekerja kantoran hingga pelaku usaha kecil mulai merasakan dampak langsung yang memengaruhi anggaran bulanan mereka.

Kenaikan tarif ojek online mulai berlaku awal Agustus 2025 setelah sejumlah aplikator transportasi daring menyesuaikan harga per kilometer. Di wilayah seperti Bekasi dan Depok, banyak warga mengaku pengeluaran untuk ongkos perjalanan ke kantor naik Rp50.000 hingga Rp100.000 per bulan. Kondisi ini membuat sebagian keluarga harus memangkas belanja harian demi menutupi tambahan biaya transportasi.

Survei Litbang Kompas mencatat lebih dari 70% pengguna transportasi umum di Jabodetabek tetap mengandalkan ojek daring untuk perjalanan penghubung first mile dan last mile. Salah satunya Andi (32), karyawan swasta di Jakarta Selatan, yang menghabiskan sekitar Rp40.000 per hari untuk perjalanan pulang-pergi rumahnya di Bekasi Timur ke kantor, karena tidak tersedia angkutan umum langsung menuju stasiun KRL terdekat.

Namun, kenaikan harga ojek online ini tidak otomatis membuat pendapatan pengemudi melonjak. Kajian IDEAS menunjukkan tambahan penghasilan bersih hanya sekitar Rp8.000 hingga Rp15.000 per hari. Rudi (45), pengemudi asal Depok, mengatakan jumlah penumpangnya menurun sejak tarif naik. Beberapa pelanggan memilih angkot atau kendaraan pribadi untuk menghemat ongkos perjalanan.

Dampak lainnya dirasakan sektor UMKM. Layanan antar makanan dan kurir logistik mencatat penurunan pesanan akibat biaya kirim yang meningkat. Yuni, pemilik usaha kuliner di Tangerang, menyebut omzetnya turun 15% dalam dua minggu terakhir karena pelanggan enggan membayar ongkos kirim yang lebih mahal.

Pemerintah diminta segera mengambil langkah konkret. Usulan yang mengemuka antara lain pemberian subsidi transportasi untuk daerah dengan akses publik terbatas, penambahan armada mikrotrans di wilayah penyangga, serta penetapan tarif ojek daring yang seimbang antara kesejahteraan pengemudi dan daya beli penumpang. Tanpa intervensi, lonjakan tarif ojek online bisa memicu penurunan minat warga terhadap transportasi umum dan memperparah kemacetan di Jabodetabek.

Sekedar Berbagi Informasi seputar Kehidupan